Evaluasi pembelajaran kurikulum 2013

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sosialnya dan lingkungan fisiknya. Mulai dari ia berpakaian, ia melihat dirinya dihadapan kaca untuk mengetahui  apakah ia menampilkan diri dalam keadaan yang wajar atau tidak.
Demikian pula halnya dalam peristiwa pendidikan sebagai usaha yang disengaja untuk memungkinkan seorang (siswa) mengalami perkembangan melalui proses belajar mengajar. Program pengajaran dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan tertentu. Tujuan itu ialah supaya siswa mengalami perubahan yang positif. Penilaian berarti usaha untuk mengetahui sejauh mana perubahan itu telah terjadi melalui kegiatan belajar mengajar.
Evaluasi dapat diartikan suatu pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan suatu tolak ukur yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi pembelajaran ada yang namanya penilaian hasil belajar siswa yang merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Ada banyak bentuk tes yang dapat digunakan dalam evaluasi pembelajaran dan ada juga yang berbentuk nontes. Namun seberapa pentingkah evaluasi pembelajaran dan teknik yang seperti apa yang biasa digunakan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat penulis temukan beberapa permasalahan yang perlu kiranya penulis bahas dalam makalah ini yaitu:
Bagaimana Penerapan Evaluasi Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?
Bagaimana Evaluasi Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?
Bagaimana Solusi Evaluasi Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?

Kajian Teoritis
Pengertian evaluasi
Evaluasi dalam pengertian ini sesuai B.S.Bloom yang diikuti oleh W.Gulo, menyatakan bahwa “evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine wether in fact certain changes are taking place in the learns as well as to determine the amount or degree of change in individual students.” (B.S. Bloom, et al., 1971). Sesuai dengan pengertian ini maka
Ciri pertama dari evaluasi ialah mengukur perubahan. Jika hal ini dihubungkan dengan tujuan pengajaran, maka perubahan yang diinginkan oleh program pengajaran ialah peningkatan kemampuan, baik kemampuan kognitif-intelektual, sosio-emosional, maupun kemampuan keterampilan-motorik. Tujuan pengajaran ialah penguasaan perangkat kemampuan yang direncanakan. Ciri kedua dari evaluasi ialah adanya bukti-bukti yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian dan evaluasinya. Ciri ketiga ialah pengukuran terhadap bukti-bukti yang dideskripsikan itu. Pengukuran ini bersifat kuantitatif. Hasil pengukuran ini disebut skor (score).  Ciri keempat dalam pengertian evaluasi ialah pengambilan keputusan atau judgement. Berdasarkan hasil pengukuran, akhirnya perlu diambil suatu keputusan: lulus-tidak lulus: berhasil-gagal: atau baik-tidak baik: dan sebagainya.
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasaArab: al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti: penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab: al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Dengan demikian secara hafiah, evaluasi pendidikan (educational evaluation=al-Taqdir al-Tarbawiy) dapat diartikan sebagai: penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitandengan kegiatan pendidikan.
Dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): Evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan, maka Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tidakan atau kegiatan –( yang dilaksanakan dengan maksud untuk) – atau suatu proses – (yang berlangsung dalam rangka) – menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya: Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.

Tujuan Dan Fungsi Evaluasi
Tujuan
Tujuan dan fungsi evaluasi ini dikaitkan dengan perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pengajaran/pendidikan, baik yang menyagkut perorangan (siswa secara individu), kelompok, maupun kelembagaan. Tujuan dan fungsi evaluasi diarahkan kepada keputusan-keputusan yang menyangkut (1) pengajaran, (2) hasil belajar, (3) diagnose dan usaha perbaikan, (4) penempatan, (5) seleksi, (6) bimbingan dan penyuluhan, (7) kurikulum, dan (8) penilaian kelembagaan.
Tujuan evaluasi terbagi sebagai berikut:
Tujuan Umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu:
Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu.
Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
Kegunaan Evaluasi Pendidikan
Diantara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapaidalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.

TEKNIK DAN PROSEDUR EVALUASI HASIL BELAJAR
Agar tujuan evaluasi/penilaaan dapat terwujud sesuai denga prinsip-prinsip yang mendasari serta syarat-syarat yang diperlukan, perlaksanaannya perlu menyesuaikan langkah/prosedurnya dengan menggunakan teknik yang cocok menurut jenis yang diperlukan.

Jenis-jenis penilaian dan penggunaannya.
Fungsi penilaian
Menurut fungsinya, penilaian dibedakan menjadi empat jenis yaitu formatif, sumatif, penempatan dan diagnostik.
Penilaian Formatif
Penilaian ditujukan untuk memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakuka oleh guru.
Penilaian sumatif
Penilaian ini langsung diarahkan kepada keberhasilan siswa mempelajari  suatu program pengajaran.
Penilaian formatif diarahkan kepada tercapai tidaknya tujuan-tujuan instruksional khusus, sedangkan penilaian sumatif diarahkan kepada tercapai tidaknya tujuan-tujuan instruksional umum.
Penilaian penempatan.
Yang dimaksud ialah usaha penilaian untuk memahami kemampuan setiap siswa, sehingga dengan pengetahuan itu guru dapat menempatkan setiap siswa dalam situasi yang tepat baginya.
Penilaian diagnostik
Yang dimaksud ialah usaha penilaina untuk menelusuri kelemahan-kelemahan khusus yang dimiliki siswa yyang tidak berhasil dalam belajar, juga faktor-faktor yang menguntungkan pada siswa tersebut, untuk dapat menolong mengatasi kelemahan siswa tersebut.
Cara penilaian
Menurut caranya dibedakan dua cara penilaian, yaitu Penilaian kuantitatif dan Penilaian kualitatif.
Penilaian kualitatif umunya lebih subyektif daripada penilaian kuantitatif. Penilaian kuantitatif biasanya dinyatakan dengan angka, sedangkan penilaian kualitatif dinyatakan dengan  ungkapan, seperti “baik”, “memuaskan”, “kurang memadai”, “kurang sempurna”, dan sebagainya.
Teknik penilaian
Menurut tekniknya, teknik penilaian dibedakan antara teknik tes dan teknik buakn tes atau teknik non-tes.
Teknik tes.
Tes dapat dibedakan menurut materi yang akan dinilai, bentuknya, dan caranya membuat.
Menurut materi yang dinilai dibedakan tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes bakat khusus, tes minat, dan tes kepribadian.Menurut bentuknya dibedakan tes uraian, tes obyektif.Menurut caranya membuat dibedakan tes buatan guru, dan tes baku.
Teknik Non-tes
Alat-alat khusus untuk melakasanakan  teknik non-tes ini dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, hasil karya/laporan, karangan dan skala sikap.

Langkah-Langkah Pokok Dalam Evaluasi Hasil Belajar
Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu :
Merumuskan dilaksanakannya tujuan evaluasi.
Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi.
Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi.
Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik.
Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
Menghimpun data
Melakukan verifikasi data
Mengolah dan menganalisis data
Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Tindak lanjut hasil evaluasi


Evaluasi menurut Kurikulum 2013
Evaluasi pendidikan dikelompokan dalam tiga cakupan penting yaitu evaluasi pembelajaran, evaluasi program, dan evaluasi sistem. Hal ini sesuai dengan pasal 57 ayat 2, UURI No. 20 Tahun 2003, evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang satuan dan jenis pendidikan.
Menurut seorang guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang takterpisahkan dari kegiatan mengajar, karena melalui evaluasi, seorang guru akan mendapat informasi tentang pencapai hasil belajar.
Secara garis besar, evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam perluasan, yaitu pencapaian akademik, kecakapan (aptitude) dan penyesuaian personal sosial.
Syarat dan Tujuan Evaluasi
Ada 6 tujuan evaluasi yang berkaitan dengan belajar mengajar. Keenam tujuan evaluasi adalah sebagai berikut :
Menilai ketercapaian tujuan.
Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi.
Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang telah siswa ketahui.
Motivasi belajar siswa.
Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.
Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Bentuk kedua suatu evaluasi adalah alat non-tes. Alat non-tes ini digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Alat observasi ini dapat berupa chack list, skala racing, dan beberapa kartu skor. Alat evaluasi lain yang termasuk non-tes adalah angket atau koesioner.

Evaluasi dalam belajar mengajar
Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar. Pasal 58 ayat (1) UU RI No.20 tahun 2003 tentang sisdiknas, yang menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Ada empat pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam melakukan evaluasi belajar. Keempat pertimbangan tersebut yaitu :
Mengidentifikasi tujuan
Menentukan pengalaman
Menentukan standar
Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,dan peradaban dunia.


BAB II
METODE PENULISAN
Subjek
Subjek yaitu Guru mata pelajaran Fisika MAN Model Palangka Raya, yaitu Aris Sutikno, S.Pd.

Lokasi
Lokasi di Perpustakaan MAN Model Palangka Raya yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km. 4,5 Palangka Raya.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data evaluasi pedidikan dilakukan melalui penelusuran terhadap literatur yang ada dan wawancara yang melibatkan Guru mata pelajaran Fisika MAN Model Palangka Raya.




BAB III
PEMBAHASAN

Gambar 1.
Ketika Wawancara dengan Guru Fisika yaitu Aris Sutikno,S.Pd pada Selasa, Maret 2014 pukul 10.00 WIB di Perpustakaan MAN Model Palangka Raya.

Penerapan Evaluasi Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa Persiapan/perencanaan Guru mata pelajaran Fisika di MAN Model Palangka Raya sebelum melaksanakan evaluasi yang pertama adalah merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi dan kemudian menyusun soal sesuai materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan dalam pelajaran fisika di MAN Model Palangka Raya menggunakan teknik tes. Teknik tes yang digunakan dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal essay dengan beberapa penjabaran. Soal-soal yang digunakan sebagai evaluasi pembelajaran biasanya  mengambil dari buku-buku yang biasanya dibuat perubahan angka. Teknik ini adalah teknik yang paling sering digunakan. Selain itu biasanya juga diadakan remedial sebagai salah satu usaha perbaikan.
Kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam evaluasi secara umum adalah tujuan pembelajaran yang belum sesuai dengan evaluasinya. Kemudian untuk soal-soal essay perlu waktu untuk mengoreksi.
Penilaian evaluasi pembelajaran yang dilakukan dalam mata pelajaran fisika  khususnya pada nilai rapot. Adalah nilai-nilai hasil kumulatif dari beberapa tes yang telah dilakukan. Pertama dari hasil gabung antara ulangan harian, nilai tugas dan nilai semester serta nilai kerajinan. Selain itu kehadiran pun akan mempengaruhi penilaian.

Evaluasi Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013
Sementara, berdasarkan materi dijabarkan ada terdapat langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar yaitu:
Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu :
Merumuskan dilaksanakannya tujuan evaluasi.
Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi.
Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi.
Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik.
Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
Menghimpun data
Melakukan verifikasi data
Mengolah dan menganalisis data
Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Tindak lanjut hasil evaluasi
Dan persiapan/perencanaan yang dilakukan Guru mata pelajaran Fisika di MAN Model Palangka Raya sebelum melaksanakan evaluasi sedikit mengacu pada langkah-langkah tersebut. Hanya saja tujuan pembelajaran yang terkadang belum sesuai dengan evaluasi yang dilakukan. Dan belum semua langkah-langkah tersebut dilaksanakan.
Beberapa teknik-teknik yang dapat digunakan sebagai evaluasi pembelajaran. Salah satunya adalah teknik tes yang telah dilakukan dalam evaluasi pembelajaran dalam mata pelajaran fisika di MAN Model Palangka Raya.
Dalam teknik tes dapat dibedakan menurut materi yang akan dinilai, bentuknya, dan caranya membuat. Menurut materi yang dinilai dibedakan tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes bakat khusus, tes minat, dan tes kepribadian. Menurut bentuknya dibedakan tes uraian, tes obyektif. Menurut caranya membuat dibedakan tes buatan guru, dan tes baku.
Sedangkan bentuk tes yang digunakan di MAN Model Palangka Raya adalah tes uraian berupa essay dan tes obyektif berupa pilihan ganda yang diambil dari buku-buku atau tes baku dengan sedikit dibuat perubahan.
Menurut caranya penilaian dibedakan dua cara penilaian, yaitu Penilaian kuantitatif dan Penilaian kualitatif. Penilaian kualitatif umunya lebih subyektif dari pada penilaian kuantitatif. Penilaian kuantitatif biasanya dinyatakan dengan angka, sedangkan penilaian kualitatif dinyatakan dengan  ungkapan, seperti “baik”, “memuaskan”, “kurang memadai”, “kurang sempurna”, dan sebagainya.
Penilaian evaluasi pembelajaran yang dilakukan dalam mata pelajaran fisika  khususnya pada nilai rapot telah sesuai dengan cara penilaian yang ada.

Solusi Evaluasi Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013
Seorang guru dari sekarang harus mulai melakukan pengajaran dan evaluasinya dengan menerapkan kurikulum 2013. Tetapi pada kenyataannya hal itu belum bisa terlaksana dikarnakan beberapa faktor. Salah satunya adalah belum adanya keputusan dari pihak Departemen Agama yang menaungi ssekolah tersebut.
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah lebih menarik seperti memberikan animasi yang berhubungan dengan hukum fisika dan praktikum sederhana. Sehingga evaluasi pembelajaran yang dilakukan dalam pelajaran fisika akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam kurikulum 2013. Selain itu, penggunaan teknik dan bentuk evaluasi pembelajaran dalam  mengevaluasi pelajaran juga berpengaruh terhadap hasil. Penggunaan soal-soal yang lebih variatif yang tidak terpaku pada buku dan persiapan yang matang akan menunjang kelancaran dalam mengevalusi pelajaran.


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang telah didapatkan  untuk menjawab rumusan masalah, dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
Penerapan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru fisika di MAN Model  Palangka Raya cukup sesuai dengan kurikulum 2013.  Tetapi ada beberapa kendala-kendala yang mempengaruhi terlaksanannya evaluasi pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Sehingga penerapan yang dilakukan belum maksimal sesuai tujuan yang diinginkan.
Evaluasi pembelajaran menurut kurikulum 2013 adalah evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Seorang guru harus menerapkan sistem pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 agar pembelajaran dan evaluasinya menjadi lebih maksimal dan mencapai tujuan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,dan peradaban dunia.
Saran
Dalam dunia pendidikan sebagai pembimbing, pengamat dan penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya terus melakukan tugas-tugas nya sesuai tujuan yang hendak dicapai. Dengan melakukan evaluasi dalam pendidikan didapat informasi mengenai sampai sejauh mana keberhasilan para pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sehingga diketahui indikator-indikator yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan mencapai tujuan yang dikehendaki atau hasil yang optimal.

Daftar Pustaka
Dr. Suharsimi Arikunto.1993.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara
Drs. Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan.Salatiga: PT Bumi Aksara
Prof. Drs. Anas Sudijono.2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada
Sofan,Amri S.Pd. 2013 Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013. Jakarta:Prestasi Pustakaraya
https://sites.google.com/site/webipssmpdkijakarta/in-the-news/ karasteristikdantujuankurikulum2013 (akses pada 20-03-2014 pukul 14.36)



LAMPIRAN
Hasil Wawancara dengan Guru Fisika
Sejak kapan bapak mengajar pelajaran fisika?
Kalau di MAN Model sejak 01 Juni 2010, kalau di MTS Darul Amin bulan Juni 2002-2010.
Bagaimana persiapan atau perencanaan yang bapak lakukan sebelum melaksanakan evaluasi pembelajaran terhadap siswa?
Biasanya menyusun soal sesuai materi yang diajarkan. Namun kelihatannya ini mungkin tidak selaras dengan tujuan pembelajaran. Hendaknya evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Apa saja macam-macam teknik evaluasi yang bapak lakukan? Tes? Non tes?
Kalau saya biasanya tes, jadi tes tertulis yang soalnya ada PG dan  essay. Kalau tes lisan pernah tapi sudah lama, dulu pernah tapi skarang tidak pernah lagi melakukan itu.
Bagaimana contohnya soal-soal yang bapak berikan dalam evaluasi pembelajaran?
Contoh soal yang saya berikan dalam bentuk essay paling banyak mungkin 5 tetapi ada a b c nya (istlahnya ada anaknya) kemudian 10 soal pilihan ganda. Biasanya saya mengambil dari buku-buku tapi kadang-kadang saya juga mengubah angkanya.
Apa saja kesulitan/kendala yang bapak hadapi dalam evaluasi pembelajaran?
Kesulitan yang dihadapi secara umum jarang menyampaikan tujuan pembelajaran nah mungkin ini sehingga evaluasinya itu hanya sekedar untuk mengevaluasi materi. Belum singkron antara tujuan dengan evaluasinya. Kadang juga masalah waktu misalnya kita mau ulangan tapi anak-anaknya ada acara jadi ada keterlambatan ulangan. Kesulitan lain yaitu untuk soal-soal essay itu perlu waktu lama mengoreksi sehingga memang di perlukan kesabaran. Saya pribadi lebih suka yang tidak essay (pilihan ganda).
Siapa yang berperan dalam keberhasilan evaluasi pembelajaran?
Yang berperan dalam keberhasilan evaluasi pembelajaran Guru dan Siswa dan secara umum kalau ulangan semester panitia juga berperan dalam keberhasilan evaluasi pembelajaran.
Apakah bapak menggunakan remedial dalam evaluasi pembelajaran?
Jadi saya biasakan remedial dengan catatan jika ada waktu. Kadang-kadang remidialnya malah lebih dari dua kali bahkan dulu ada yang samapai empat kali. Namun ya itu salah satu usaha saya saja, dari pada tidak sama sekali biar ada perbaikan juga.
Mengapa evaluasi pembelajaran harus dilakukann?
Karna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kita semua baik guru maupun  siswa dalam pembelajaran itu. Sehingga jika ada nilainya yang tidak tuntas dapat di ketahui penyebabnya, itu mungkin  perlu dievaluasi juga. Kemudian jika tuntas semuanya mungkin dievaluasi juga penyebabnya apa oh ternyata model pembelajarannya bagus dan siswanya rajin mungkin itu. Sehingga evaluasi pembelajaran untuk keseluruhan diharapkan betul-betul dilakukan dengan baik. Jadi, tidak ada siswanya yang curang, saya jujur tidak suka itu jika ada siswa yang ingin menyontek dan sebagainya lebih baik dia mengerjakan sebisanya saja
Bagaimana penilaian yang bapak gunakan dalam menilai evaluasi pembelajaran?
Kalau untuk nilai khususnya nilai rapot. Pertama dari hasil evaluasinya di gabung dari ulangan harian, nilai tugas dan nilai semester serta nilai kerajinan. Jika sering alpa saat pelajaran saya juga berpengaruh.
Apakah bapak menggunakan tes sumatif atau formatif ? mengapa memilih tersebut?
Jujur saya kurang memahami istilah-istilah itu. Saya lakukan biasanya ketika satu bab selesai baru ulangan kemudian ada tugas. Uts saya lakukan biasanya tiap satu bab saja

0 Response to "Evaluasi pembelajaran kurikulum 2013"

Posting Komentar